Karya : Nurcahyati
Dalam kehidupan ini manusia diberikan kebebasan untuk memilih (Freedom
to choose), bukankah demikian ?
Apakah dia memilih jalan hidup sesuai dengan hidayah yang Allah SWT
berikan, ataukah dia hidup sesuai dengan apa yang dia kehendaki sendiri, this
is choose. Adapun kebebasan tersebut merupakan sesuatu hal yang istimewa
yang Allah SWT berikan khusus kepada manusia (only human) dan tidak
kepada makhluk yang lainnya.
Maka salah satu jalan untuk menjadi muslim yang bertakwa yaitu
menyadari dan memahami bahwasannya seni kehidupan manusia adalah UJIAN yang
Allah SWT berikan. Baik itu ujian pilihan untuk meninggalkan kemungkaran atau ujian
pilihan untuk senantiasa melakukan kebajikan.
Namun yang menjadi pertanyaan kebanyakan orang kenapa harus ada
ujian ?
Bukankah Allah maha mengatur dan berkehendak ?
Namun sahabat semua satu hal yang kita harus pahami bersama sebagaimana
Firman Allah SWT dalam Q.S. Yunus: 99, yang artinya : “Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah akan beriman semua orang yang ada di muka bumi ini
seluruhnya.” Namun ternyata hal ini tidak dikehendaki oleh Allah SWT.
Karena yang Dia kehendaki adalah “Dia akan menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya...” (Q.S. Hud: 7). Bukankah Allah lah “yang
menjadikan kematian dan kehidupan, untuk menguji kamu sekalian, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”(Q.S.
Al-Mulk: 2)
Dengan demikian, “Ujian Sebagai Seni Kehidupan” akan dirasakan dan
dipahami secara utuh apabila dilihat dari substansi dan proses ujian kehidupan
itu sendiri. Substansi kehidupan yang sesuai dengan hidayah yang Allah berikan,
yaitu menjadi muslim yang senantiasa bertakwa, berintegritas, istiqomah berada
di jalan-Nya dan tentunya terkait dengan kualitas kecintaan kita kepada Allah
SWT itu sendiri. Sedangkan ujian hidup
sebagai proses, merupakan sebuah ujian yang muncul baik dalam bentuk musibah (kesedihan)
ataupun nikmat (kesenangan).
Adapun kita sebagai manusia yang diberikan kesempatan untuk memilih
oleh Allah SWT, bebas untuk memberikan
respon terhadap ujian tersebut ? bersabar atau mengeluhkah saat diberikan
musibah ? bersyukur atau kufurkah saat
diberikan nikmat ? Tanyakan pada diri kita masing-masing.
Namun satu hal yang harus kita ingat bahwasannya yang menjadikan
seseorang mulia di hadapan Rabbnya bukanlah sebuah kelebihan atau kenikmatan
dunia yang dia miliki melainkan orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah
orang yang paling bertaqwa.
Wallahua’lam Bishoab.
0 Komentar