Oleh : Rian Amani
Ini cerita aku sama KAMMI. Kamu gak usah cerita ke siapa-siapa tentang kisah ini. Karena aku hanya ingin cerita kepadamu.
Kalau kamu tanya
KAMMI itu ibarat apa dalam hidup aku. Mungkin aku mau bilang kalau dia pasti
ikhwan ganteng, sholeh pas banget sama apa yang dibilang manhaj.
Hey usut-usut aslinya dulu aku mau ikut organisasi lain tapi waktu itu KAMMI adalah organisasi yang kurang dikenal di kuningan, haha pleaseee jangan bilang sama kaderisasi nanti aku bisa ditabok haha.
Jadi ceritanya aku
tertantang dan berpikir buat aku lebih baik caranya adalah aku harus bisa buat
KAMMI ini minimal dikenal sama organ lain. Karena kalau aku di kelilingi orang
yang sudah jadi aku takut disalahgunakan untuk mencapai mimpi orang. Itu
pikiranku saat itu karena aku ini orangnya greget
banget sama masa depan.
Oh ya kenalin nama
aku rian. Jangan tanya aku ikhwan atau
akhwat, tebak saja dari cara aku nulis dan aku tak pernah menyangka kalau aku
bakal terseret oleh KAMMI sampai sejauh ini.
Jadi ceritanya aku
ikut DM di KIC. Haha kalian tahu
selama dauroh aku pulas tidur, tidur ya, bukan ngantuk. Tidur adalah posisi
saat mata kita terpenjam dan badan kita di lentangkan -lebih mirip posisi sujud
si, tapi agak melebar- kalau diingat
dosa apa ustadz pemateri sampai aku tinggal tidur dengan pulasnya. Tapi
ternyata bukan hanya aku saja yang tidur, yang lain juga sama, jadilah kita
tidur berjamaah. Haha.
Tapi panitia gak ada yang marah. Seratus persen
mereka sangat baik, dan seratus persen juga aku gak faham apa yang pemateri sampaikan. Karena pematerinya diisi
sama ustadz yang cenderung cenderung flat bgt
tapi kali itu ada teh Lili, musyrifah kamar yang unik, dia dikenal
banyak orang, bertanggungjawab dan sedikit kaku untuk urusan ibadah dan
parahnya otaknya encer banget kita gak
bisa bantah omongan dia.
Teh Li itu punya daya tarik sendri, ruhaninya full banget dan segala hidupnya selalu bergantung sama Allah. Ini asli.
Eh kenapa jadi kemana-mana ya. Haha
Balik lagi ke point atas.
Jadi pas dm itu
ada mbak Ani, orangnya imut dan pinter. Ada juga kang Yusuf, sesuai namanya dia ganteng hahaha tapi sayangnya
dia gak pernah lihat akhwat selama
materi (hal yang bikin aku iri karena sampai sekarang aku gak bisa niru, semoga
suatu saat) waktu itu abis outbond
dan diteror hafalan. Aku bad mood
menurutku hafalan adalah hal privasi (haha bilang saja emang ente gak hafal Ian) dengan kondisi panas mentereng, lelah, haus lapar dan bau (
hahaa karena belm mandi) kita disuruh berkumpul di lapang yang maha luas. Teh Li
menyetel surat As-shaf dan mba Ani berbicara lewat pengeras suara tentang
Palestina. Sementara sebagian panitia mendorong-dorong karena dorongannya enak,
haha kita anggap aja lagi main rollercoaster, asli kita gak faham apa yang diomongin mbak Ani karena
suaranya bersatu padu antara panitia dan murattal.
Selama 2 jam mungkin kita didorong terus, tiba-tiba teh Li ngomong pakai pengeras suara dan nyampein maksud puter-puteran kita di tengah lapangan. Kita diibaratkan bangunan Islam dan yang mendorong kalian adalah musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan agama kita. Kita harus rapatkan barisan agar rumah kita tak hancur.
Seketika barulah kita tersadar,
"Hey hey rapetin barisanya" Bisik Amoy."Kalau ada yang moncor kita tendang" Bisik yang lain.
"Hey yang sakit bilang, keluar dari sekarang takut pingsan"."Hey itu sepatu aku" Kata teh Intan.
Barulah kali itu
kita rapetin barisan tapi alamak gak enak banget. Bahu kita ditarik, kaki kita ditubruk. Panitia
berusaha masuk dan sekali, dua, tiga panitia masuk dengan muka menang.
Tensi kita naik karena serasa direndahkan.
"Ayo kalian jaga rumah kalian baik-baik jangan sampai ada musuh yang masuk" Ujar mba Ani.
Tetiba panitia sebelah kanan memandu sorak kita untuk bertahan.
Kita dibuat bingung ini panitia musuh atau kawan.
Tapi masa bodolah yang penting kita gak boleh goyah, jangan sampai kemasukan lagi. Tapi ya Allah. Panitia akhwat berbadan besar menabrak kita dengan badanya tentu gak seimbang antara kita yang sudah ada kegiatan seharian dan mereka yang baru datang ( tapi ternyata jadi panitia lebih capek sebenarnya haha).
Badan sudah pegal semua. Amoy, Putri aku dengar masih memberikan semangat. Amoy versi
"Ayo kalian marah kalau marah tenaganya besar""Hey kalian fokus, megangnya kayak gini biar g sakit...”
Dakkkk
Sebelum Putri
selesai ngomong panitia mendorong
tubuh Putri tapi akhirnya tertahan teman disebelah kanan-kirinya. Hampir jatuh.
"Mana tenaga kalian katanya mau jadi pendakwah Islam, gini aja nyerah, cengeng!"
Panitia mencoba
meruntuhkan tembok psikologis kita. Ter-rambatlah entah dari tanah atau dari
murattal atau dari kata mba Ani atau dari yang lain. Tetiba kita mendapatkan
energi yang luar biasa untuk bisa jadi bulatan solid. Kaki-kaki kita memasang
kuda-kuda kuat, tangan saling bergenggaman dan tiba-tiba rintik hujan mulai
datang. Bukan, bukan hujan di langit tapi hujan di pipi kita.
Dan aku lihat teman-teman ikhwan pun demikian, bahkan jauh lebih parah.
Rambatan volume
suara mba Ani mulai maju-mundur, lebih banyak suara yang tertahan. Tangis teh Li
pecah, tangis panitia pecah, dan akhirnya mba Ani mengumumkan bahwa Islamlah yang
menang.
Bruk, kita serentak bersujud saling berangkulan dan bersyukur, air mata tak henti mengalir, mba Ani membacakan doa yang cukup panjang dan berulang (yang kelak kutahu bahwa itu doa rabithah) badan remuk tak kita rasa lagi, entah kenapa ada kelegaan yang menyusup ke dalam hati kita, langit pun seakan cerah.
Gemerincing takbir terus bersahutan saat pengumuman kelulusan. Satu hal sebelum aku tutup cerita ini. Mba Ani dan teh Li membisikan satu kalimat "Dek kutitipkan Islam padamu, kutitipkan KAMMI kuningan padamu". Mungkin aku yang terlalu berlebihan kalau aku bilang aku rasa seniorku itu terlalu lama menahanku. Saat itupun aku masih tak tahu maksudnya apa, yang aku pahami mungkin saat itu aku terlantik jadi pengurus KAMMI. Pengurus bukan anggota bukan peserta bukan pejabat.
Dear teman-temanku seperjuangan, terima kasih sudah menemaniku sampai saat ini.
Mereguk pahit
manis hitam putihnya perjuangan.
@yogi Iskandar
@iis muklis
@iman abdul Khalik
@lilis siti saadah
@amoy
@putri
@handi nuryaman
@nida ( btw aku
serasa gak inget sama kamu pas dm dulu nid hahaha tapi kamu adalah orang yang
paling asik selama kita ngejabat. Selalu bisa jadi penengah terima kasih nid)
Untuk KAMMI
literasi.
Semangat menebar
manfaat.
3 Komentar
Kalau kata teh ian, Kammi itu kayak ikhwan ganteng, sholeh, pokoknya sesuai anhaj.
Kalau meneurut temen-temen yang lain apa nih???
Ayoooo ditunggu Tulisannya yaaa... :)
Salam Hangat dari Mimin...