Cerita DM 1



Oleh : Rian Amani

Ini cerita aku sama KAMMI. Kamu gak usah cerita ke siapa-siapa tentang kisah ini. Karena aku hanya ingin cerita kepadamu.

Kalau kamu tanya KAMMI itu ibarat apa dalam hidup aku. Mungkin aku mau bilang kalau dia pasti ikhwan ganteng, sholeh pas banget sama apa yang dibilang manhaj.

Hey usut-usut aslinya dulu aku mau ikut organisasi lain tapi waktu itu KAMMI adalah organisasi yang kurang dikenal di kuningan, haha pleaseee jangan bilang sama kaderisasi nanti aku bisa ditabok haha.

Jadi ceritanya aku tertantang dan berpikir buat aku lebih baik caranya adalah aku harus bisa buat KAMMI ini minimal dikenal sama organ lain. Karena kalau aku di kelilingi orang yang sudah jadi aku takut disalahgunakan untuk mencapai mimpi orang. Itu pikiranku saat itu karena aku ini orangnya greget banget sama masa depan.
Oh ya kenalin nama aku rian. Jangan  tanya aku ikhwan atau akhwat, tebak saja dari cara aku nulis dan aku tak pernah menyangka kalau aku bakal terseret oleh KAMMI sampai sejauh ini.

Jadi ceritanya aku ikut DM di KIC. Haha kalian tahu selama dauroh aku pulas tidur, tidur ya, bukan ngantuk. Tidur adalah posisi saat mata kita terpenjam dan badan kita di lentangkan -lebih mirip posisi sujud si, tapi agak melebar- kalau diingat dosa apa ustadz pemateri sampai aku tinggal tidur dengan pulasnya. Tapi ternyata bukan hanya aku saja yang tidur, yang lain juga sama, jadilah kita tidur berjamaah. Haha.

Tapi panitia gak ada yang marah. Seratus persen mereka sangat baik, dan seratus persen juga aku gak faham apa yang pemateri sampaikan. Karena pematerinya diisi sama ustadz yang cenderung cenderung flat bgt  tapi kali itu ada teh Lili, musyrifah kamar yang unik, dia dikenal banyak orang, bertanggungjawab dan sedikit kaku untuk urusan ibadah dan parahnya otaknya encer banget kita gak bisa bantah omongan dia.

Teh Li itu punya daya tarik sendri, ruhaninya full banget dan segala hidupnya selalu bergantung sama Allah. Ini asli.

Eh kenapa jadi kemana-mana ya. Haha

Balik lagi ke point atas.
Jadi pas dm itu ada mbak Ani, orangnya imut dan pinter. Ada juga kang Yusuf,  sesuai namanya dia ganteng hahaha tapi sayangnya dia gak pernah lihat akhwat selama materi (hal yang bikin aku iri karena sampai sekarang aku gak bisa niru, semoga suatu saat) waktu itu abis outbond dan diteror hafalan. Aku bad mood menurutku hafalan adalah hal privasi (haha bilang saja emang ente gak hafal Ian) dengan kondisi panas mentereng, lelah, haus lapar dan bau ( hahaa karena belm mandi) kita disuruh berkumpul di lapang yang maha luas. Teh Li menyetel surat As-shaf dan mba Ani berbicara lewat pengeras suara tentang Palestina. Sementara sebagian panitia mendorong-dorong karena dorongannya enak, haha kita anggap aja lagi main rollercoaster, asli kita gak faham apa yang diomongin mbak Ani karena suaranya bersatu padu antara panitia dan murattal.

Selama 2 jam mungkin kita didorong terus, tiba-tiba teh Li ngomong pakai pengeras suara dan nyampein maksud puter-puteran kita di tengah lapangan. Kita diibaratkan bangunan Islam dan yang mendorong kalian adalah musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan agama kita. Kita harus rapatkan barisan agar rumah kita tak hancur.

Seketika barulah kita tersadar,
"Hey hey rapetin barisanya" Bisik Amoy."Kalau ada yang moncor kita tendang" Bisik yang lain.
"Hey yang sakit bilang, keluar dari sekarang takut pingsan"."Hey itu sepatu aku" Kata teh Intan.
Barulah kali itu kita rapetin barisan tapi alamak gak enak banget. Bahu kita ditarik, kaki kita ditubruk. Panitia berusaha masuk dan sekali, dua, tiga panitia masuk dengan muka menang.

Tensi kita naik karena serasa direndahkan.
"Ayo kalian jaga rumah kalian baik-baik jangan sampai ada musuh yang masuk" Ujar mba Ani.
Tetiba panitia sebelah kanan memandu sorak kita untuk bertahan. Kita dibuat bingung ini panitia musuh atau kawan.

Tapi masa bodolah yang penting kita gak boleh goyah, jangan sampai kemasukan lagi. Tapi ya Allah. Panitia akhwat berbadan besar menabrak kita dengan badanya tentu gak seimbang antara kita yang sudah ada kegiatan  seharian dan mereka yang baru datang ( tapi ternyata jadi panitia lebih capek sebenarnya haha).

Badan sudah pegal semua. Amoy, Putri aku dengar masih memberikan semangat. Amoy versi
"Ayo kalian marah kalau marah tenaganya besar""Hey kalian fokus, megangnya kayak gini biar g sakit...”
Dakkkk
Sebelum Putri selesai ngomong panitia mendorong tubuh Putri tapi akhirnya tertahan teman disebelah kanan-kirinya. Hampir jatuh.
"Mana tenaga kalian katanya mau jadi pendakwah Islam, gini aja nyerah, cengeng!"
Panitia mencoba meruntuhkan tembok psikologis kita. Ter-rambatlah entah dari tanah atau dari murattal atau dari kata mba Ani atau dari yang lain. Tetiba kita mendapatkan energi yang luar biasa untuk bisa jadi bulatan solid. Kaki-kaki kita memasang kuda-kuda kuat, tangan saling bergenggaman dan tiba-tiba rintik hujan mulai datang. Bukan, bukan hujan di langit tapi hujan di pipi kita.

Dan aku lihat teman-teman ikhwan pun demikian, bahkan jauh lebih parah.
Rambatan volume suara mba Ani mulai maju-mundur, lebih banyak suara yang tertahan. Tangis teh Li pecah, tangis panitia pecah, dan akhirnya mba Ani mengumumkan bahwa Islamlah yang menang.

Bruk, kita serentak bersujud saling berangkulan dan bersyukur, air mata tak henti mengalir, mba Ani membacakan doa yang cukup panjang dan berulang (yang kelak kutahu bahwa itu doa rabithah) badan remuk tak kita rasa lagi, entah kenapa ada kelegaan yang menyusup ke dalam hati kita, langit pun seakan cerah.

Gemerincing takbir terus bersahutan saat pengumuman kelulusan. Satu hal sebelum aku tutup cerita ini. Mba Ani dan teh Li membisikan satu kalimat "Dek kutitipkan Islam padamu, kutitipkan KAMMI kuningan padamu". Mungkin aku yang terlalu berlebihan kalau aku bilang aku rasa seniorku itu terlalu lama menahanku. Saat itupun aku masih tak tahu maksudnya apa, yang aku pahami mungkin saat itu aku terlantik jadi pengurus KAMMI. Pengurus bukan anggota bukan peserta bukan pejabat.

Dear teman-temanku seperjuangan, terima kasih sudah menemaniku sampai saat ini.
Mereguk pahit manis hitam putihnya perjuangan.
@yogi Iskandar
@iis muklis
@iman abdul Khalik
@lilis siti saadah
@amoy
@putri
@handi nuryaman
@nida ( btw aku serasa gak inget sama kamu pas dm dulu nid hahaha tapi kamu adalah orang yang paling asik selama kita ngejabat. Selalu bisa jadi penengah terima kasih nid)
Untuk KAMMI literasi.
Semangat menebar manfaat.

Posting Komentar

3 Komentar

Journey 2MS mengatakan…
Wahhhh...
Kalau kata teh ian, Kammi itu kayak ikhwan ganteng, sholeh, pokoknya sesuai anhaj.
Kalau meneurut temen-temen yang lain apa nih???
Ayoooo ditunggu Tulisannya yaaa... :)
Salam Hangat dari Mimin...
Unknown mengatakan…
😇😇😇
ikhwan modern mengatakan…
Sesuatu bibgit