Teruntuk KAMMI, Teruslah Berkelana


KAMMI, hingga detik ini tentu banyak hal telah terjadi.
Banyak pihak yang terlibat aktif maupun pasif.
Bukan menjadi suatu kemustahilan, jika nanti kau akan berhenti berjaya.
Bukan suatu keniscayaan pula, bendera mu tetap berkibar megah, memperjuangkan asa.

Hingga detik ini, banyak jiwa telah tertawa, tetapi adapula yang masih menangis merana.
Mereka yang tertawa, berteriak bahagia bahwa kamu adalah super hero mereka, dan mereka yang menangis merana, menjerit tak kuasa karena kamu belum menyapa mereka.

Ternyata masih banyak, banyak sekali orang tertindas, tergiling keadilan yang katanya tajam kebawah. Mereka meronta, seakan dunia tak pernah memihak mereka. Mereka berkata dengan pasrah bahwa memang beginilah takdir mereka. Hingga mereka pun tak berani untuk mengambil sikap dan bertindak, melawan pikiran negatif yang terus menghisap keberanian dan kesucian nurani, dan akhirnya pasrah terhadap kekejaman dunia.

Mereka berkata, "Dunia, silahkan kau bebas berbuat. Lingkarkanlah kematian di leher kita. Ambillah kita, hingga tak bersisa lagi. Dan untuk mereka yang tertawa bahagia, sungguh indah hidupnya. Apakah tak kau beri kesempatan kita untuk menjadi seperti mereka? Tak mau kah, kau memberi kesempatan agar kita mencicipi sedikit kenikmatan mereka? Sungguh, apalagi yang kau mau dari tubuh yang tak berdaya ini. Apalagi yang akan kau lindas habis, hingga harapan kita menguap menuju Nirwana? Tak puaskah kau mendatangi dan mennggerogoti jiwa dan raga ini. Rasanya, kita sudah tak sanggup lagi. Maka saat ini, kita serahkan segala yang ada agar kau yang disana bisa tertawa bahagia. Kita tumbalkan diri ini, dan menjadi saksi bahwa kita sudah tak sanggup lagi menjalani hidup yang kejam ini."

Mereka menyerah menghadapi derasnya ujian yang Tuhan berikan. 
Mereka menyerah dan berhenti berharap. 
Padahal Tuhan selalu berada di samping kita. 
Padahal Allah tak pernah meninggalkan kita. 

Jika saja mereka percaya pada-Nya. 
Jika saja mereka bergantung hanya pada-Nya. 

Mungkin mereka akan hidup bahagia, tertawa bersama dan berkata, "Oh Tuhan, terimakasih, terimakasih kau telah memberi kami kehidupan di dunia ini. Kami kau cipta untuk menjadi wakil-Mu di bumi. Kau beri kami kelebihan sepaket dengan kekurangan. Agar kami sadar, kami bukanlah makhluk sempurna. Agar kami paham dan tak melakukan kesalahan yang sama, seperti Fir'aun pada zaman-Nya, yang merasa dirinya lah yang paling berkuasa, padahal TIDAK. Kami, kau beri kuasa untuk memilih menjadi pemenang atau pecundang. Menjadi pribadi pemberi atau peminta. Menjadi sebaik baiknya manusia, atau sebaliknya. Kau berikan kami pilihan itu. Dan tentu, kau selalu curahkan kasih sayang-Mu, tak pernah kau membedakan dari bentuk rupa, harta, hingga takhta. Kau memberi kami petunjuk dengan menciptakan manusia istimewa berakhlaq mulia, sang teladan, Rasulullah saw sebagai panutan. Sungguh, banyak sekali yang telah Engkau berikan, aku akan kehabisan kata, sebelum menuliskan semua. Bahkan jika lautan menjadi tinta, tetap tak akan cukup untuk menerangkan keagungan-Mu. Maka, izinkanlah aku mengucap syukur, Alhamdulillahi Rabbal'alaamiin atas semua yang kau tetapkan atas kami. Kami paham, itu adalah yang terbaik untuk kami. Kami sadar, memang berjuang itu perlu pengorbanan. Jadi, terus bergerak dan bersikap positif adalah kuncinya. Kunci kita untuk menggapai kebaikan hidup di dunia dan akhirat."

Sungguh indah jika semua insan paham apa artinya mereka hidup di dunia ini. Tak ada lagi kata menyerah dan berhenti berharap. Padahal kita punya Allah yang selalu setia menemani kita.

Bagaimana KAMMI? Hingga detik ini, ternyata masih banyak yang belum tersentuh tanganmu, masih banyak mereka yang pasrah, hingga berrhenti berusaha dan berharap pada penguasa semesta. Mereka belum tersentuh tanganmu untuk bersama menapaki jalan kehidupan yang berliku ini. 

Dan tentu, hingga saat ini, telah banyak juga bibir yang kau mekarkan. Banyak hati yang kau isi dengan keagungan-Nya, hingga mereka bisa bertahan dari badai ujian yang kadang tak terduga kapan datangnya.

KAMMI, aku bangga bisa mengenalmu.
Awalnya mungkin terpaksa bahkan tak tahu apa-apa.
Tapi, setelah mencoba membaca dan sedikit mengerti ideologi yang kau bawa, 
maka dengan keterbatasan dan ketidaktahuan ini aku ucap syukur. Alhamdulillah.

Karena sekali lagi Allah yang menentukan aku menjadi bagian dari KAMMI, meski banyak yang belum aku perbuat disini. Bahkan hanya melukis senyum di wajah satu insan pun aku belum bisa.

Tapi, aku yakin. Selagi Allah yang menjadi tujuan kita, maka rintangan atau perjuangan seberat apapun bisa kita lalui bersama. Karena aku juga tahu, masih banyak manusia yang belum paham akan jati diri nya sendiri. Mungkin mereka percaya dengan  yang namanya reinkarnasi, sehingga tak mengoptimalkan kehidupan nya saat ini dan akan menyesal di kemudian hari.

Masih banyak mereka yang menangis merana untuk kita ajak merasakan manisnya hidup di dunia hingga akhirat kelak. Bergabung di KAMMI hingga kini, adalah pilihan terbaik yang bisa aku lakukan, berjalan bersama menapaki dan membuat perubahan di dunia ini, atas kehendak-Nya. Cukup dengan usaha maksimal, biar Allah yang menentukan hasilnya. 
Panjang umur perjuangan 👊 👊 👊
Salam kesatuan 🔥 🔥 🔥

Dari kader biasa yang masih belum berbuat banyak dalam organisasi ini, pun masih harus banyak belajar agar bisa bertahan dalam jalan dakwah yang Rasulullah perjuangkan dan yang Allah perintahkan ini.
-Lin-

Posting Komentar

0 Komentar