Story of DM 1

    Namaku Hilma, saat ini aku sedang menempuh pendidikan di program studi Hukum Keluarga Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah. Kali ini aku akan cerita tentang pengalaman aku mengikuti Dauroh Marhalah atau yang biasa disebut DM 1.

Oke, jauh sebelumnya aku masih belum mengerti apa itu yang dimaksud dengan Dauroh Marhalah karena di kampus memang banyak sekali istilah atau Bahasa yang berasal dari Bahasa arab. Waktu itu aku 99% bingung banget. Secara gitu aku yang lulusan dari sekolah umum yang belum pernah sekalipun mengikuti kelas Bahasa arab. Padahal dalam Qur’an itu Bahasa arab, hehehe. Oke, tingkat pertama atau mahasiswa baru sudah biasa kalo ada kaka tingkat yang promosi soalan organisasi mahasiswa baik itu didalam atau diluar kampus. Jeng jeng jeng, ada organisasi ekstra kampus yang disebut dengan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Dari namanya saja dalam diriku bertanya-tanya, ini organisasi kerjaannya aksi terus kah? Ko namanya gitu sih?

Waktu berlalu aku lalui dengan rasa tidak betah di asrama, karena aku yang dari kecil selalu berada di lindungan mamah tercinta dalam rumah terhangat. Membuat diri ini gelisah tiada bandingnya kalau harus asrama bersama para santri dan mahasiswi lainnya. Karena memang kampus memberikan asrama untuk mahasiswi sambil mempelajari ilmu agama.

Awal perkuliahan banyak sekali hal yang tidak aku ketahui, diri ini memang sangat bodoh, kurang informasi, kurang pemahaman. Semakin sini aku semakin harus sadar, kalo hidup kita itu ga akan selamanya bareng sama orang tua, orang yang sangat kita sayangi. Kamu pasti akan berpisah dengan mereka.

3 bulan berlalu aku mulai bisa beradaptasi, kita harus belajar sabar mengantri untuk mandi, belajar sabar menunggu giliran. Toh, hakikat hidup memang menunggu bukan? Kita harus bersabar menghadapi teman yang nyebelin ketika kita tegur karena masalah piket. Kita harus ekstra sabar menghadapi tugas dari para dosen, belum lagi hafalan Qur’an yang harus disetorkan, dan sebagainya. Sebenarnya hidup itu tantangan, kalo kita terus menerus mengeluh itu ga akan pernah selesai, tapi ketika kamu menghadapi masalah itu dengan berani maka semuanya akan selesai.

Hari demi hari aku mulai betah dan nyaman, karena dalam satu kamar banyak sekali penghuninya, itu menjadi keseruanku tanpa batas, aku perhatikan banyak sekali bermacam karakter manusia, banyak sekali perbedaan tapi kita bersatu dengan tujuan yang baik.

Suatu waktu ada berita akan ada Dauroh Marhalah atau pengkaderan oleh organisasi dari KAMMI. Awalnya sedikitpun aku memang tak berniat mengikuti apapun itu organisasi baik didalam atau diluar kampus. Karena mengerjakan tugas saja sudah pusing, menghafal Qur’an saja sudah bingung. Tapi karena hampir satu kamar semuanya hampir ikut, dan akhirnya aku juga memutuskan untuk ikut.

DM 1 akan berlangsung selama 3 hari itulah yang dikatakan panitia. Hari itu mulai sibuklah para peserta mempersiapkan hal ini dan itu. Mulai dari baju ganti, alat mandi, obat-obat pribadi dan sebagainya.

Hari pertama, kita mulai mempersiapkan keberangkatan menuju lokasi menggunakan mobil truck. Setelah sampai lokasi para peserta ditunjukan tempat untuk tidur yaitu lantai bagian atas masjid, kebetulan tempatnya di masjid Kuningan. Setelah beresin barang sebentar, peserta lanjut melaksanakan upacara pembukaan. Hem, disinilah aku merasakan kebosanan padahal tadi di mobil truck sangat seru. Soalnya aku ini tipe orang yang suka tantangan, di bak truck sedikit sekali kita bisa terpontang-panting ketika kita harus mengikuti belokan-belokan yang dibawa oleh pa supir. Masih terbayang teriakan teman-teman semuanya.

Saat itu pembukaan dilakukan oleh ketua kamda Kuningan. Prosesi pembukaan acara selesai, lanjut ke agenda selanjutnya yaitu materi sebentar tentang urgensi laa ilaha illallah, syumuliatul islam dan lanjut bersama kepala sekolah DM 1, seperti itulah istilah nama yang digunakan.

Hari pertama berlangsung sampai jam 12 malam lebih. Luar biasa sekali, tapi aku ini orangnya kuat diajak begadang ko, soalnya dulu pernah mendaki gunung ciremai ga tidur semaleman untuk menaiki gunung demi melihat sunrise aja aku kuat. Masa gini doang aku ga kuat? Hehe padahal kebetulan kepala sekolah nya aja yang emang seru membawakan suasana. Hehe dari sini aku terinspirasi, ko bisa ya? Saat itu ka Rian Amani seorang perempuan sebagai kepala sekolah DM 1, beliau berbicara dengan tegasnya, dengan Bahasa yang tersusun rapih, juga penampilan yang sangat sederhana, membawa suasana dengan sangat baik dan apik. Bisa ga ya aku seperti dia? Dia perempuan aku juga perempuan, dia makan nasi aku pun makan nasi. Dari sini aku mulai paham dan tau bahwa KAMMI ini sangat hebat, ketika siapapun dia manusia yang memiliki kehebatan dan kemampuan luar biasa bisa melakukan apa saja. Jangan pernah minder dengan kekurangan yang ada pada diri sendiri, manusia itu terdiri dari kekurangan bersama kelebihan.

Hari kedua banyak sekali materi yang diterima, sebenarnya aku gatau dan kurang paham dengan materi yang sedang dibahas. Banyak sekali pembicara hebat dengan ilmu yang yang sangat luar biasa yang mereka miliki. Wawasan agamanya, isu terkini, politik, ekonomi, hukum dan apapun itu. KAMMI ini mengajak kita pada hal-hal yang kita tidak ketahui tentang dunia luar yang sangat menakutkan tapi pasti akan kita hadapi di masa mendatang. Organisasi ini bukan hanya memberikan teori secara terus menerus, tapi ada juga strategi yang harus kita susun, keteguhan hati yang harus kita bangun agar tak mudah goyah, pemahaman yang sedikit demi sedikit kita mengerti dan juga memahami berbagai karakter kebaikan yang harus kita miliki dan kita tanamkan.

Hidup bukan melulu kita nyaman pada tempat yang kita diami. Sedang diluar sana banyak sekali kekacauan, banyak sekali orang-orang yang membutuhkan pertolongan, banyak sekali yang kurang bimbingan.

Hari terakhir DM 1 membuat aku gamau pulang ke asrama. Karena di hari terakhir ini para peserta diajak untuk simulasi aksi di lapangan. Belajar menyusun strategi ketika ada rezim yang bertindak tidak adil, atau melakukan kekejian yang membunuh rakyatnya sendiri. Nah, waktu itu angkatan DM kita harus mengangkat sebuah topik nih, kita saat itu kebingungan. Ada beberapa usulan dari peserta lain, gimana kalo topiknya tentang korupsi aja, kita topiknya tentang hutang negara aja, kita topiknya ini dan itu aja, dan akhirnya kita putuskan mengangkat topik tentang BPJS yang mencekik rakyat.

KAMMI membimbing kita bahwa dalam suatu aksi itu ga sembarang aksi, turun kejalan, bakar ban, rusak fasilitas, memblokade jalan, dan sebagainya. Bukan teman, bukan seperti itu aksi yang baik dan benar. Dalam sebuah aksi harus ada penanggung jawab, koordinator lapangan, negosiator, orator dan kita sebagai sesama demonstran yang harus saling melindungi satu sama lainnya demi terwujudnya tujuan aksi itu sendiri.

Saat itu, para panitia yang berperan sebagai pihak dari pemerintahan yang menjadi kedok terjadinya BPJS yang mencekik. Ada yang berperan sebagai kepala kepolisian, ada yang berperan sebagai polisi rese yang tugasnya nyiram demonstran pake watercanon. Ah, pokonya seru banget, desak-desakan tapi sangat berkesan. Aku pas aksi berperan sebagai orator, padahal aku bingung banget apa yang harus di orasikan. Harus ngomong apa aku ini? Selama aksi berlangsung selain koordinator lapangan yang mengatur para demonstran, ada negosiator yang masuk kedalam gedung menemui pihak pemerintahan untuk bernegosiasi tentang topik tersebut. Ahh…pokonya seru deh..

Oke, selesai aksi yang cukup memakai waktu yang lama. Kita melanjutjan agenda outbond bagian agenda yang paling aku sukai ketika mengikuti sebuah acara. Seperti biasa kita dibentuk kelompok terdiri dari 5-6 orang. Kemudian kita akan melewati pos yang akan menguji materi yang kita kuasai sejak hari pertama. Yahh..aku lupa, mana gaboleh bawa buku materi.

Pos 1 kita diuji tentang hafalan surat yang waktu itu kita harus menghafal surat As-Saff/61. Apa yang aku lakukan? Aku hanya mampu menghafal 3 ayat saja, aku membaca Al-Qur’an saja tajwidnya masih kurang. Alhasil, aku kena hukuman squat sebanyak 20 kali. Hehe..lumayan juga lutut kaki, tapi gapapa dibawa enjoy.

Post 2 dan seterusnya kini aku baru memahami, dari semua materi yang ditanyakan intinya mengajak kita untuk tidak buta dalam segala hal. Untuk berani berbicara menyampaikan kebenaran, melawan kebatilan. Berani ambil resiko, apapun itu.

KAMMI bukan hanya sekedar kita aksi demo menuntut lalu pulang dengan keadaan  lelah. Kita harus terus belajar untuk memiliki kualifikasi diri yang baik, kita harus memiliki ketegasan sikap seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, kita harus bersama-sama membangun persaudaraan yang kuat, kita juga harus terus mengkaji hal-hal yang walau itu sekecil apapun.

KAMMI mengajarkan dinamika yang mengikuti arus zaman, tidak buta dengan masalah yang kerap seringkali datang tanpa henti di setiap lini. Kita tidak boleh bisu pada rezim dan antek-anteknya demi hausnya kekuasaan mereka. Tidak boleh mudah dilumpuhkan pergerakkannya.

Sekali lagi, terimakasih KAMMI telah mengajarkan aku banyak hal. Terimakasih DM 1 telah mengukir sejarah dalam memori otakku. Aku yang masih bodoh ini tidak akan pernah berhenti sampai disini, atas izin Allah kita bisa mendapatkan apa yang kita usahakan. Semoga aku bisa berlanjut mengikuti DM 2 dan dipertemukan orang-orang hebat lainnya. Semoga kita dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT dan diridhai oleh-Nya.

Salam Hangat,☺️

Hilma☺️

Posting Komentar

0 Komentar